Festival Tana Toraja Digabung dengan "Lovely December"


MAKASSAR, KOMPAS.com - Festival Tana Toraja yang dijadwalkan berlangsung 22-24 Agustus 2013 direncanakan digabung dengan program "Lovely December".

"Atas pertimbangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bahwa Festival Tana Toraja waktunya hampir berdekatan dengan Lovely December, maka untuk efisiensi akan digabungkan saja," kata Kepala Disbudpar Sulsel, H Jufri Rahman di Makassar, Sabtu (17/8/2013).

Menurut Jufri, pengunduran Festival Tana Toraja itu justru akan lebih mematangkan agenda yang akan diisi dengan sajian aneka musik dan tari tradisional, termasuk kuliner dan seminar tentang kebudayaan.

Dia mengatakan, sasarn utama Festival Tana Toraja adalah wisatawan mancanegara, sedangkan Lovely December adalah warga Tana Toraja di perantauan, termasuk yang berada di luar negeri untuk kembali ke kampung halamannya merayakan Natal bersama dengan sanak-famili di Tana Toraja.

"Dengan demikian, penyatuan dua agenda tersebut akan lebih meriah dan persiapannya lebih matang," katanya.

Jufri memaparkan, penundaan Festival Tana Toraja tidak akan menyurutkan wisman ke Sulsel. Sementara yang sudah terlanjur menjadwalkan hadir pada pekan ketiga Agustus 2013 di Tana Toraja, tentu tidak perlu kecewa.

Alasannya, karena daerah yang menjadi ikon pariwisata Sulsel itu selalu memiliki agenda tradisi budaya dan sejumlah objek wisata yang menarik dikunjungi.

"Dengan adanya dua kegiatan yang disatukan ini, diharapkan jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara akan lebih banyak dibandingkan pada kegiatan serupa tahun lalu," kata Jufri.

Pastika: Bali Belum Perlukan Perda Investasi


DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan Bali saat ini belum memerlukan perda yang secara khusus mengatur tentang investasi karena sudah diatur dalam berbagai perda yang ada.

"Bali sudah punya Perda Desa Pakraman, Perda Pariwisata Budaya, Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan juga sedang disusun perda lainnya yang mengatur tata ruang. Jadi, aturan mengenai investasi sebenarnya sudah cukup," katanya di Denpasar, Sabtu (17/8/2013).

Selain itu, Pastika menekankan kepada semua pihak ketika akan menanamkan investasi di Bali agar tidak sampai melunturkan nilai kearifan adat dan budaya setempat. "Kearifan lokal harus dijunjung tinggi sehingga ketika menerima investasi harus melalui seleksi dengan baik," katanya.

Namun, menurut mantan Kapolda Bali itu, janganlah sampai mentah-mentah menolak investasi yang masuk ke Pulau Dewata sebelum dicocokkan dan direnungkan dengan nilai-nilai yang ada. "Kalau tidak cocok dengan adat dan budaya, ya jangan diteruskan. Pada perda-perda yang sudah ada sesungguhnya telah cukup mengatur nilai tersebut," katanya.

Di sisi lain, Mangku Pastika mengatakan akhirnya mencabut Surat Keputusan (SK) Gubernur Bali tentang Pemberian Izin dan Hak Pemanfaatan Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa, Kabupaten Badung.

SK Nomor 2138/02-C/HK/2012 tertanggal 26 Desember 2012 yang ditandatangani Gubernur Bali, dinyatakan tidak berlaku lagi sejak Jumat (16/8/2013) dengan melihat berbagai pertimbangan yang ada.

"Kami menerima saran, pendapat dan juga kajian ilmiah yang dilakukan oleh tim hukum Provinsi Bali sehingga diputuskan SK tersebut tak berlaku lagi," ujarnya.

Sebelumnya, SK tersebut telah menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat Bali. Pemprov Bali sampai mengadakan dialog dengan mengundang tokoh- tokoh masyarakat Bali untuk mendengar masukan atas rencana pemanfaatan Teluk Benoa.

Napak Tilas Proklamasi Menyambut HUT RI


JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Cara yang paling umum adalah dengan menggelar lomba 17-an. Tapi, Museum Joang 45 punya cara berbeda dalam merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Acara yang diselenggarakan dinamakan Napak Tilas Proklamasi. Selain bertujuan untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI, acara ini juga bertujuan untuk mengingat kembali akan sejarah perjuangan bangsa dan untuk menggelorakan kembali nilai-nilai semangat joang guna membangun bangsa Indonesia ke depan.

Napak Tilas Proklamasi ini merupakan sebuah perjalanan menyusuri sejarah tentang proklamasi dengan cara mendatangi tempat-tempat yang berkaitan dengan peristiwa menjelang kemerdekaan hingga detik-detik kemerdekaan tiba. Rangkaian acara Napak Tilas Proklamasi dimulai sejak tanggal 15 Agustus sampai 17 Agustus setiap tahunnya.

Agenda per harinya pun berbeda. Tahun ini, tanggal 15 Agustus 2013 kegiatan yang dilakukan meliputi wilayah Jakarta dan Jawa Barat, yaitu ziarah ke Rengasdengklok. Rute napak tilas dimulai dari Museum Joang 45 kemudian menuju Tugu Proklamasi, lanjut ke Kemayoran, Rengasdengklok, lalu ke Museum Naskah Proklamasi, dan berakhir di Tugu Proklamasi. Acara ini diikuti oleh para sesepuh pejuang dan peserta lainnya.

Pada tanggal 16 Agustus 2013, diadakan acara Napak Tilas Proklamasi. Perjalanannya dimulai dari Museum Joang 45, kemudian ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan berakhir di Monumen Proklamator. Acara ini diikuti oleh lebih dari 1.000 orang yang terdiri dari komunitas, pelajar, pejuang veteran, dan masyarakat umum. Rombongan melakukan perjalanan dengan bentuk barisan seperti pawai. Rute perjalanan sekitar 5 km ditempuh oleh peserta dengan berjalan kaki.

Hari puncaknya, yaitu 17 Agustus, diadakan Upacara peringatan Keme rdekaan di dua tempat yang berbeda. Tempat pertama berada di Tugu Proklamasi yang bekerja sama dengan Generasi Penerus Tentara Pelajar dan tempat kedua berada di Plaza Gedung Joang 45.

Melalui kegiatan Napak Tilas Proklamasi yang dilaksanakan setiap tanggal 15-17 Agustus 2013 diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai kejuangan dan semangat perjuangan, patriotisme, kerja sama, disiplin, persatuan dan kesatuan bagi generasi muda, kata Imron, Kepala Museum Joang 45, Jumat (16/8/2013).