Menengok Padepokan Wayang Topeng di Malang


KOMPAS.com Pulau Jawa memang identik dengan kesenian wayang. Bisa dibilang setiap daerah memiliki sajian kesenian wayang tersendiri. Baik yang dimainkan dengan boneka maupun diperankan oleh manusia.

Tak terkecuali Kabupaten Malang, Jawa Timur yang juga memiliki kesenian wayang khas. Wayang Topeng Malang telah ada sejak zaman kerajaan. Menurut Saini, salah seorang seniman wayang topeng Malang, pada masa lalu pertunjukan wayang topeng hanya bisa ditonton oleh orang-orang tertentu saja.

Ia mengatakan kesenian tersebut dinamakan wayang karena ada dalang sebagai pemimpin pertunjukan. Sedangkan penari yang mengenakan topeng mengikuti alur cerita sang dalang dengan diiringi musik.

Saini adalah anggota Sanggar Asmara Bangun yang ada di Dusun Kedung Monggo, Desa Karang Pandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Ia bersama suaminya, Handoyo menjalankan sanggar yang telah ada selama lima generasi dengan mementaskan kesenian topeng wayang.

Sayangnya, saat Kompas.com berkunjung ke sana akhir bulan Juli 2013, sedang tidak berlangsung kegiatan di padepokan sanggar. Terlihat hanya beberapa orang sedang sibuk memahat kayu-kayu dijadikan topeng.

KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Handoyo, Pengrajin Wayang Topeng Malang di Sanggar Asmara Bangun, Dusun Kedung Monggo, Desa Karang Pandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang Ya, topeng yang dijadikan perlengkapan pada saat pementasan memang dibuat sendiri oleh sanggar. Handoyo dan Saini membuat topeng dengan dibantu oleh beberapa orang pekerja. Keterampilan membuat topeng sendiri, Saini mengatakan, suaminya mewarisi keahlian kakeknya, yakni Karimun sebagai pembuat topeng pertama.

Topeng-topeng dibuat dari kayu sengon. T openg tersebut dibuat mewakili berbagai karakter dalam penampilan. Hingga saat ini ada sekitar 76 karakter dari mulanya hanya 6 karakter. Karakter tersebut mewakili karakter baik, buruk, dan karakter lucu. Bentuk dari masing-masing karakter dibedakan dari warna topeng. Misalnya saja karakter baik diberi warna merah dan karakter jahat berwarna hitam.

Saini mengatakan topeng tersebut tak hanya dijadikan perlengkapan pentas tetapi juga cendera mata bagi pengunjung yang datang ke sanggar. Di sanggarnya ada suatu galeri khusus untuk memajang topeng yang telah jadi. Tak jarang pengunjung sanggar merupakan turis mancanegara.

"Kalau orang Eropa sukanya tokoh-tokoh lucu, yang menghibur. Kalau orang Asia seperti Korea sukanya yang cantik-cantik," ujarnya

Menurut Saini, sanggar juga mengadakan kerja sama dengan beberapa penyedia perjalanan wisata atau travel agent untuk menyelenggarakan paket wisata kesenian dengan menonton tarian hingga belaj ar membuat topeng.

KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Topeng Sebagai Perlengkapan Dalam Kesenian Wayang Topeng Malang Sedang Dalam Proses Pengecatan di Sanggar Asmara Bangun, Dusun Kedung Monggo, Desa Karang Pandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang Penampilan wayang topeng di padepokan biasanya digelar 36 hari sekali yaitu pada hari Senin Manis atau Senin Legi penanggalan Jawa. Konon, dipilihnya Senin Legi yakni untuk memperingati adat buka desa pertama kali. Pertunjukan akan digelar sekitar jam 19.00 malam dengan durasi satu sampai dua jam.

Selain itu, setiap hari Minggu, sanggar juga mengadakan kursus tari bagi masyarakat. Kebanyakan pesertanya adalah anak-anak Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kursus tari diselenggarakan secara gratis.

Saini mengatakan siapa pun bsa mengikuti kursus tari. Tak hanya anak-anak penduduk di desa setempat orang dari luar desa pun bisa ikut.

KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Padepokan Sanggar Asmara Bangun, Dusun Kedung Monggo, Desa Karang Pandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang

No comments:

Post a Comment